Kamis, 04 Agustus 2011

Penderes Karet Tangkap Macan

2 July 2011

Meulaboh Harian Aceh – Zulkifli (45) warga Gampong Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla, yang sehari hari berprofesis ebagai penderes karet, Kamis (30/6) sekira pukul 9.00 WIB berhasil menangkap seekor macam dahan Sumatera (neofelis diardi) di perkebunan karet.
Penangkapan itu dilakukan bersama dua temannya Anwar dan M Raden. Sebelum berhasil mengamankan satwa liar itu, mereka mengaku sempat bergumul selama dua jam untuk bisa menaklukan macan dahan tersebut.
Zulkifli kepada wartawan mengatakan, saat ia menderes karet di kebunya, anjing yang selalu menemaninya ke hutan tiba-tiba mengong-gong bersamaan dengan itu ia mendengar suara raungan macan yang membuatnya terperanjat.
Seketika itu dua temanya yang juga penderes karet, Anwar Dan M Raden mencoba mendekati ke arah suara raungan itu, betapa mengejutkan mereka saat mendapatkan seekor macan sedang berhadapan dengan anjing pemburu milik Zulkifli bahkan anjing sempat terluka robek akibat diterkam macan.
Zulkifli mengaku ketakutan ketika mendengar raungan macan lainya di tengah hutan, bahkan M Raden dan Anwar menyebutkan itu adalah anak harimau sumatara yang selama ini meresahkan warga di Woyla, namun setelah dipastikan itu adalah macan dahan Sumatra dengan jenis betina yang hidup di daerah hutan rawa dan pengunungan.
Mereka bertiga berhasil menaklukan satwa liar sekitar pukul 11.00 WIB dengan mengunakan kain untuk menangkap macan dahan tersebut, meski anjing milik Zukifli menderita luka robek akibat digigit macan saat bergumul dalam semak belukar sebelum berhasil ditangkap.
Zulkifli dan dua temannya berhasil memboyong macan itu kerumahnya di Gampong Ie Itam Baroh, seketika itu juga kabar penangkapan harimau merebak yang membuat halaman rumah Zulkifli dipenuhi warga yang ingin menlihat langsung macan tersebut.
Selama ini di kawasan Woyla, Woyla Barat dan Woyla Timur merebak kabar ada tiga jenis harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) asal Aceh berkeliaran di hutan dalam tiga kecamatan itu.
Zulkifli menambahkan, ia bersama kawannya sengaja tidak melukai macan dahan itu, sebab macan dahan spesiesnya sudah langka di Aceh, ia akan mengasuh macan itu dengan memasukan dalam kerangkeng, namun jika ada yang mau membelinya dia bersama kawanya juga tidak keberatan untuk menjualnya.
Macan dahan itu memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran warna warni dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang telinga. Selain itu mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam.
Macan dahan adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara pepohonan. Mangsa macan dahan terdiri dari aneka satwa liar berbagai ukuran seperti kera, ular, mamalia kecil, burung, rusa. Macan dahan menggunakan lidahnya untuk membersihkan bulu-bulu sebelum memakan mangsanya. Karena hilangnya habitat hutan, populasi yang terus menyusut dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk diambil bulunya, konsumsi, dan obat-obatan tradisional di beberapa negara.(cwn)

Sumber harian Aceh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar